Prologue
Kami hidup di kota Jakarta. Bukan sebagai keluarga kaya atau berada, melainkan keluarga sederhana yang mengarah kepada miskin. Ayahku adalah supir Bus antar kota antar propinsi. Sehingga ia sering tidak di rumah, apalagi ternyata ayahku punya isteri muda di kota lain. Ibuku sendiri hanyalah ibu rumah tangga. Aku adalah anak tunggal. Namaku Hendra. Ibuku melahirkan aku ketika beliau berusia 18 tahun. Sekitar tahun kelahiranku itu, ternyata ayahku menikahi gadis di kampungnya yang berusia 16 tahun. Kisahku yang kutuangkan kepada saudaraku Guo Jing, atau yang dikenal di dunia perlendiran sebagai Sang Pemanah Rajawali adalah kisah aib, tetapi aib yang aku lakukan adalah aib yang aku sangat sukai. Aib yang tidak ingin aku tinggalkan.
Aib ini terjadi karena kedekatan antara aku dan ibuku. Berhubung aku anak tunggal, sedari kecil aku selalu tidur dengan ibu. Apalagi ayah jarang di rumah. Kami tinggal di kontrakan satu pintu. Kamar tidur cuma satu. Bila ayah ada, maka aku akan tidur di matras di samping tempat tidur, bahkan terkadang di ruang tamu depan. Masa kecilku cukup bahagia. Aku tidak kemaruk harta, sehingga keadaan kami yang pas-pasan tidaklah menjadi sesuatu yang menjadikanku sedih. Ini karena ibuku yang selalu menjaga dan merawatku selalu. Ia akan berusaha membuat aku senang dan tertawa walaupun terkadang keadaannya sangat memprihatinkan.





